PUNK

Posted Selasa, 11 Januari 2011 by brandal banyuwangi
PUNK. 

 
Kotor dan liar. Hanya itu jawaban yang saya dapatkan ketika saya bertanya pada teman-teman saya, apa itu punk? Konyol memang jika kita menghakimi mereka seperti itu, namun itulah nyatanya. Punk adalah kelompok anti kemapanan. Mereka akan bergerak bebas semau mereka selagi itu membuat mereka nyaman. Sandang, pangan, papan yang tak jelas. Keluarganya adalah mereka yang dianggap dekat dengannya. Kelompok ini menghidupi dirinya dengan mengamen setiap hari.
Pernah suatu ketika saya sedang asyik ngobrol dengan teman-teman di suatu tempat, tiba-tiba saja petikan suara gitar kecil dan suara serak menyanyikan lagu popular saat ini yang memotong pembicaraan saya. Spontan saya terhenyak. Bagaimana bisa orang ini merasa nyaman dengan rentetan tindik yang terjajar di kedua telinga. Ditambah lagi koin perak yang bergelayut di tengah-tengah lidah. Mukanya kusam seperti tak menyentuh air selama sebulan. Rambutnya ikal seikal-ikalnya (ngga tau lagi diumpamain kaya apa). Tak jauh beda dengan temannya. Mereka tampak seragam dengan busana tumpuk-tumpuk, hehehe… tau tuh mana yang celana, stocking, kaos, manset, dan lain sebagainya. Belum lagi macam-macam kalung yang terpasang begitu sumpeknya.
Anak  Punk, mereka kebanyakan di dalam masyarakat biasanya dianggap sebagai sampah masyarakat Tetapi yang sebenarnya, mereka sama dengan anak-anak lain yang ingin mencari kebebasan. Dengan gaya busana yang khas, simbol-simbol, dan tatacara hidup yang dicuri dari kelompok-kelompok kebudayaan lain yang lebih mapan, merupakan upaya membangun identitas berdasarkan simbol-simbol.
Beberapa hal bisa menjadi pelajaran dari kelompok ini adalah pertama kita akan tau bagaimana caranya bersyukur. Apa adanya mereka selalu mereka hargai dengan cara tidak menyia-nyiakan barang tersebut. Mereka ingin menunjukkan bahwa kekurangan bukanlah suatu halangan untuk kelangsungan hidup ini. Kedua, persahabatan yang sangat kompak. Makan ngga’ makan asal kumpul. Kelompok ini menunjukkan perlawanan terhadap anak muda yang berlandaskan “kita mampu melakukannya sendiri”. Mereka sadar bahwa jutaan orang di bumi ini diciptakan untuk membentuk kerukunan dan persatuan yang melahirkan kemaslahatan. Ketiga, mereka berjalan tanpa komando dari seorang pemimpin. Maka jiwa pemimpin itu akan muncul dari pribadi masing-masing individu, kemudian muncul rasa tanggung jawab. Oh indahnya jika kita sadar akan hal itu. Pasti gak aka nada kekacauan di muka bumi ini.

0 komentar:

Posting Komentar